Selasa, 14 Februari 2017

5.memahami na'at dan man'ut dalam bahasa arab

5. MEMAHAMI NA’AT DAN MAN’UT DALAM BAHASA ARAB

Na’at artinya kata sifat, sedangkan man’ut artinya yang disifati. Perhatikan tabel di bawah ini!
naat-manut
Sambil belajar, yang masih kosong silahkan diartikan sendiri yaa 🙂
Keterangan:
Pada contoh-contoh itu kita jumpai lafadz-lafadz كَرِيۡمٌ – مُجۡتَهِدٌ – جَمِيۡلَةٌ – فَائِزَةٌ. Lafadz-lafadz tersebut dalam bahasa Indonesia disebut kata sifat (yang….) dalam bahasa arab dinamakan اَلنَّعۡتُ (sifat). Sedangkan lafadz-lafadz yang jatuh sebelum نعت itu, yaitu رَجُلٌ – تِلۡمِيۡذٌ – وَرۡدَةٌ – بِنۡتٌ adalah lafadz-lafadz/ isim-isim yang disifati atau dinamakan اَلۡمَنۡعُوۡتُ jadi: اَلنَّعۡتُ : sifat & اَلۡمَنۡعُوۡتُ : yang disifati.
Ada beberapa kaidah na’at dan man’ut dalam bahasa Arab, yaitu sebagai berikut:
  • Kalau huruf terakhir منعوت dibaca un/u (……/……) maka huruf terakhir نعت juga dibaca un/u (……/……)
  • Kalau huruf terakhir منعوت dibaca an/a (……/……) maka huruf terakhir نعت juga dibaca an/a (……/……)
  • Kalau huruf terakhir منعوت dibaca in/i (……/……) maka huruf terakhir نعت juga dibaca in/i (……/……)
  • Bacaan un/u dinamakan rafa’, an/a dinamakan nashab, in/i dinamakan jar
*Jadi, نعت mengikuti منعوت mengenai رفع – نصب – جرّ nya.
  • Kalau منعوت adalah اسم مذكر maka نعت juga اسم مذكر
  • Kalau منعوت adalah اسم مؤنث maka نعت juga اسم مؤنث
*Jadi, نعت mengikuti منعوت mengenai مذكر dan مؤنث nya.
Tambahan:
جَلَسَ رَجُلٌ كَرِيۡمٌ : Telah duduk seorang laki-laki yang budiman/ mulia.
الرَّجُلُ كَرِيۡمٌ : Orang laki-laki itu budiman/ mulia.
كَرِيۡمٌ pada جملة yang pertama sebagai نعت sedangkan كَرِيۡمٌ pada جملة yang kedua sebagai خبر


terima kasih anda telah membaca artikel saya

4.belajar memahami maf'ul bih dalam bahasa arab

4. BELAJAR MEMAHAMI MAF’UL BIH DALAM BAHASA ARAB

Pengertian maf’ul bih
اَلۡمَفۡعُوۡلُ بِهِ اِسۡمٌ مَنۡصُوۡبٌ وَقَعَ عَلَيۡهِ فِعۡلُ الۡفَاعِلِ
Maf’ul bih ialah isim yang dibaca nashab yang menderita perbuatan faa’il. Mari lihat tabel di bawah ini!
maful bih dalam bahasa arab
artinya cari sendiri yaa 🙂
Keterangan:
Lafadz-lafadz مُحَمَّدٌ – فَاطِمَةُ – الۡقِطُّ – عَلِىٌّ – الخَادِمُ – الۡفَأۡرُ – اِبۡرَاهِيۡمُ – التَّاجِرُ pada contoh-contoh diatas adalah faa’il فاعل. Sedangkan lafadz-lafadz رِسَالَةً – مَلۡبَسًا – الۡمَاءَ – الدَّرۡسَ – الۡاَثَاثَ – اللَّحۡمَ – الۡحَبۡلَ – السَّيَّارَةَ pada contoh-contoh diatas sesudah faa’il فاعل. Dan lafadz-lafadz inilah yang dikenai pekerjaan, atau dengan perkataan lain, yang menderita pekerjaan, dan dinamakan penderita. Penderita dalam bahasa arab disebut المفعول به dan dibaca a (..َ.) yaitu: نَصَبۡ

.

3.belajar memahami jumlah mufidah (kalimat yang sempurna

3. BELAJAR MEMAHAMI JUMLAH MUFIDAH (KALIMAT YANG SEMPURNA)

Susunan kata yang mempunyai/ memberi pengertian yang sempurna dinamakan اَلۡجُمۡلَةُ الۡمُفِيۡدَةُ juga dinamakan كَلَامٌ
جُمۡلَةٌ ada 2 macam: جُمْلَةٌ اِسْمِيَّةٌ dan جُمْلَةٌ فِعْلِيَّةٌ
  • جملة اسمية ialah جملة yang terdiri dari اَلْمُبۡتَدَاءُ dan اَلْخَبَرُ
  • جملة فعلية ialah جملة yang terdiri dari فِعْلٌ dan فَاعِلٌ
فَاعِلٌ ialah lafadz yang didahului فِعْلٌ (fi’il) dan menunjukkan yang mengerjakan perbuatan (pelaku).
Keterangan:
Jumlah mufidah dapat diketahui melalui,
  • Jumlah Ismiyah (Mubtada’ + Khabar) mubtada’ ialah permulaan yaitu pokok kata yg jatuh pada permulaan jumlah, khabar ialah predikat yaitu lafadz-lafadz yg jatuh sesudah mubtada. Khabar dapat berupa isim atau fiil.
  • Jumlah Fi’liyah (Fi’il + Faa’il) faa’il jatuh sesudah fi’il.
Perhatikan!
يَضْحَكُ الْأَوْلَادُ (Jumlah Fi’liyyah)
اَلْأَوْلَادُ يَضْحَكُوْنَ (Jumlah Ismiyyah)

2. bejar memahami pembagian isim dalam bahasa arab

2. BELAJAR MEMAHAMI PEMBAGIAN ISIM DALAM BAHASA ARAB

Isim berdasarkan jenisnya terbagi menjadi dua yaitu isim mudzakkar dan isim muannats.
اَلْمُذَكَّرُ = menunjukkan jenis laki-laki dan tidak mempunyai tanda ta’nis (jenis perempuan)
اَلْمُؤَنَّثُ = menunjukkan jenis perempuan dan terdapat tanda ta’nis
Tanda ta’nis (jenis perempuan) yaitu ta marbutoh تَاءٌ مَرۡبُوۡطَةٌ: ة/…ىة
Sedangkan isim berdasarkan jumlah atau bilangannya terbagi menjadi tiga yaitu mufrod, mutsanna dan jamak. Perhatikan tabel berikut ini!
pembagian-isim
Keterangan:
  • Isim mufrad adalah isim yang menunjukkan satu/ sebuah/ seorang (single noun)
  • Isim mutsanna adalah isim yang menunjukkan “dua” (double noun)
  • Isim jamak adalah isim yang menunjukkan banyak/ lebih dari dua (plural noun)
Isim jamak terbagi lagi menjadi tiga bagian yaitu, jamak mudzakkar salim, jamak muannats salimdan jamak taksir. Lihatlah tabel dibawah ini!
pembagian-isim-jamak
Keterangan:
  • Jamak mudzakkar salim adalah menunjukkan banyak dalam jenis laki-laki
  • Jamak mu-annats salim adalah menunjukkan banyak dalam jenis perempuan
  • Jamak taksir adalah isim jamak yang bentuknya berubah dari bentuk mufradnya (*harus dihafal)
Cara membentuknya:
  • Isim mustanna = ketika posisi rafa’ menambahkan alif dan nun – sedangkan ketika posisi nashab dan jar menambahkan ya’ dan nun yang huruf sebelum difathah. Contoh: ketika rafa’ قَلَمَانِ  – ketika nashab dan jar قَلَمَيْنِ
  • Jamak mudzakkar salim = ketika posisi rafa’ menambahkan wawu dan nun – sedangkan ketika posisi nashab dan jar menambahkan ya’ dan nun. Contoh: ketika rafa’ مُعَلِّمُوْنَ – ketika nashab dan jar مُعَلِّمِيْنَ
  • Jamak muannaats salim = menambahkan alif dan ta’ pada bentuk mufradnya. Contoh: ketika rafa’ مُسْلِمَاتُ – ketika nashab dan jar مُسْلِمَاتِ
  • Jamak taksir = harus dihafal (lihat tabel dibawah ini!)
jamak-taksir
***Anda seorang penulis? atau ingin memiliki artikel yang berkualitas? Daftarkan diri Anda menjadi penulis, karena kami menyediakan lowongan bagi Anda. Dan bagi Anda yang menginginkan artikel SEO berkualitas, silahkan daftar dan pesan artikel sekarang juga di jasa penulis artikel***

Senin, 13 Februari 2017

1.bejar memahami kalimah dalam bahasa arab

1. BELAJAR MEMAHAMI KALIMAH DALAM BAHASA ARAB

Apa itu Al Kalimat/ Al Kalimah dalam Bahasa Arab?
Kalimat/ Kalimah secara bahasa dapat diartikan ‘Kata’.
Secara istilah kalimah adalah kata yang berdiri sendiri (mufrad) atau kata yang belum tersusun dengan kata-kata lain untuk membentuk sebuah kalimat.
الۡكَلِمَةُ ثَلَاثَةُ أَنۡوَاعٍ: إِسۡمٌ – وَفِعۡلٌ – وَحَرۡفٌ
Kalimah terbagi menjadi tiga bagian: Isim, Fi’il dan Harf
فَالۡإِسۡمُ: كُلُّ لَفۡظٍ يُسَمَّى بِهِ إِنۡسَانُ أَوۡ حَيَوَانٌ أَوۡ مَكَانٌ أَوۡ أَيُّ شَيۡءٍ آخَرُ
Isim (nama) itu adalah setiap kata dari jenis manusia (nama manusia), hewan, tempat atau sesuatu yang lain.
وَالۡفِعۡلُ: كُلُّ لَفۡظٍ يَدُلُّ عَلَى حُصُوۡلِ عَمَلٍ فِي زَمَنٍ خَاصٍّ
Fi’il (kata kerja) itu adalah setiap kata yang menunjukkan suatu kejadian yang terjadi pada waktu tertentu (sekarang, lampau, akan datang)
وَالۡحَرۡفُ: كُلُّ لَفۡظٍ لَايَظۡهَرُ مَعۡنَاهُ كَامِلًا إِلَّا مَعَ غَيۡرِهِ
Harf (huruf) itu adalah setiap kata yang tidak diketahui maknanya secara sempurna tanpa disertai kata lain (maksudnya tidak bermakna kalau berdiri sendiri dan huruf yang dimaksud bukan huruf hijaiyyah)
Perhatikan Tabel Dibawah Ini!
Kalimah dalam Bahasa Arab
Keterangan:
  1. Kata-kata: اِبْرَاهِيْمُ – عَلِىُّ – مُحَمَّدٌ adalah nama-nama orang. Kata-kata: رِسَالَةً – اَلْمَدِيْنَةُ – اَلْبَيْتُ – الْمَاءَ – اَلْغُرْفَةُ adalah nama-nama benda/ barang. Kata-kata tersebut dalam bahasa Arab dinamakan: اِسْمٌ / Kata-kata: طَوِيْلَةٌ – عَامِرَةٌ – كَبِيْرٌ – جَمِيْلٌ – وَاسِعَةٌ walaupun itu semua kata sifat (menurut bahasa indonesia) tetapi dalam bahasa Arab juga dinamakan isim.
  2. Kata-kata: كَتَبَ – ذَهَبَ – يَخْرُجُ – يَشْرَبُ – اُدْخُلْ jelas sekali menunjukkan pekerjaan, maka oleh karena itu kata-kata tersebut dinamakan فِعْلٌ (fi’il).
  3. Kata-kata: اِلَى – مِن – يَا – فِى  sesungguhnya belum mempunyai arti yang jelas, kecuali kalau sudah bersambung dengan kata-kata lain, baru kata-kata tadi jelas artinya, kata-kata yang demikian itu dalam bahasa Arab dinamakan حَرْفٌ (Harf).
  4. Kata-kata: اِسْمٌ – فِعْلٌ – حَرْفٌ dinamakan كَلِمَةٌ (kata dalam bhs Arab). Sooo, كَلِمَةٌ itu terbagi 3 bagian: اِسْمٌ – فِعْلٌ – حَرْفٌ
Supaya lebih mudah dipahami, lihat tabel dibawah ini!
pembagian-kalimah


  • Apasih yang dimaksud dengan multimedia ?

  • Multimedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar, animasiaudio dan video dengan alat bantu (tool) dan koneksi (link) sehingga pengguna dapat melakukan navigasi, berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi.

Selasa, 07 Februari 2017

Sejarah Mahmed II

Mehmed II

Sultan Mehmed II atau juga dikenal sebagai Muhammad Al-Fatih (bahasa Turki Ottoman: محمد ثانى Memed-i sānī, bahasa Turki: II. Mehmet, juga dikenal sebagai el-Fatih (الفاتح), "sang Penakluk", dalam bahasa Turki Usmani, atau, Fatih Sultan Mehmetdalam bahasa Turki; 30 Maret 1432  3 Mei 1481) merupakan seorang sultan Turki Utsmani yang menaklukkan Kekaisaran Romawi Timur. Mempunyai kepakaran dalam bidang ketentaraan, sains, matematika dan menguasai 6 bahasa saat berumur 21 tahun. Dari sudut pandang Islam, ia dikenal sebagai seorang pemimpin yang hebat, pilih tanding, dan tawadhu' setelah Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (pahlawan Islam dalam perang Salib) dan Sultan Saifuddin Mahmud Al-Qutuz (pahlawan Islam dalam peperangan di 'Ain Al-Jalut melawan tentara Mongol).

Kejayaannya dalam menaklukkan Konstantinopel menyebabkan banyak kawan dan lawan kagum dengan kepemimpinannya serta taktik dan strategi peperangannya yang dikatakan mendahului pada zamannya dan juga kaidah pemilihan tentaranya. Ia merupakan anak didik Syekh Syamsuddin yang masih merupakan keturunan Abu Bakar As-Siddiq.

Ia jugalah yang mengganti nama Konstantinopel menjadi Islambol (Islam keseluruhannya). Kini nama tersebut telah diganti olehMustafa Kemal Ataturk menjadi Istanbul. Untuk memperingati jasanya, Masjid Al Fatih telah dibangun di sebelah makamnya.

Masa awal kekuasaan Mehmed II lahir pada 30 Maret 1432 di Edirne, yang saat itu merupakan Ibu Kota Utsmaniyah. Ia merupakan anak dari Sultan Murad II (1404-51) dan Valide Sultan huma Hatun. Sultan Murad II memberikan fasilitas pendidikan yang sangat tinggi. Banyak guru yang mendidiknya, namun yang paling dekat dengannya adalah Syaikh Aaq Syamsuddin.
       Sesuai kebiasaan dalam Kekhalifahan Utsmaniyah kala itu, Mehmed II dikirim untuk memimpin dan mencari pengalaman di sebuah kota bernama Amasya saat ia berusia sebelas tahun. Tidak lama kemudian, tepatnya saat Mehmed II berusia 12 tahun, ayahnya mengundurkan diri dari posisi Sultan, dan mengangkat Mehmed II sebagai penggantinya. Pemikiran Sultan Murad II sangat terpengaruh oleh pemikiran ulama-ulama Islam kala itu, khususnya oleh pemikiran penasihat terdekatnya, Molla Gurani, serta Ak Semseddin, yang di kemudian hari mendorongnya untuk menaklukkan kota Konstantinopel.
Pada tahun pertama ia berkuasa, Mehmed II langsung diserang kekaisaran Hungaria yang melanggar perjanjian gencatan senjata. Dengan segera Mehmed II meminta ayahnya untuk kembali menjadi Sultan dan memimpin pasukan. Namun ayahnya menolak karena telah memutuskan untuk menjalani hidup tenang di Barat Daya Anatolia. Mehmed II yang marah kemudian mengirimkan surat kepada ayahnya: "Bila ayah adalah Sultannya, datanglah dan pimpinlah pasukan ayah. Bila aku adalah Sultannya, aku memerintahkan ayah untuk datang dan memimpin pasukanku." Murad II tergugah, datang membantu, dan memenangkan Pertempuran Varna yang dimulai pada tanggal 10 November, tahun 1444.

Istanbul atau yang dulu dikenal sebagai Konstantinopel, adalah salah satu kota termasyhur dunia. Kota ini tercatat dalam tinta emas sejarah Islam khususnya pada masaKesultanan Utsmaniyah, ketika meluaskan wilayah sekaligus melebarkan pengaruh Islam di banyak negara. Kota ini didirikan tahun 330 M oleh Raja Bizantium yakni Constantine I. Kedudukannya yang strategis, membuatnya punya tempat istimewa ketika umat Islam memulai pertumbuhan pada masa Kekaisaran Bizantium. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam juga telah beberapa kali memberikan kabar gembira tentang penguasaan kota ini ke tangan umat Islam seperti dinyatakan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallampada perang Khandaq.
Para khalifah dan pemimpin Islam pun selalu berusaha menaklukkan Konstantinopel. Usaha pertama dilancarkan tahun 44 H pada zaman Mu'awiyah bin Abi Sufyan Radhiallahu 'Anhu. Akan tetapi, usaha itu gagal. Upaya yang sama juga dilakukan pada zaman Khilafah Umayyah. Di zaman pemerintahan Abbasiyyah, beberapa usaha diteruskan tetapi masih menemui kegagalan termasuk pada zaman Khalifah Harun al-Rasyid tahun 190 H. Setelah kejatuhan Baghdad tahun 656 H, usaha menawan Konstantinopel diteruskan oleh kerajaan-kerajaan kecil di Asia Timur (Anatolia) terutama Kerajaan Seljuk. Pemimpinnya, Alp Arselan (455-465 H/1063-1072 M) berhasil mengalahkan Kaisar Roma, Dimonos (Romanus IV/Armanus), tahun 463 H/1070 M. Akibatnya sebagian besar wilayah Kekaisaran Roma takluk di bawah pengaruh Islam Seljuk.
Awal kurun ke-8 Hijriyah, Daulah Utsmaniyah mengadakan kesepakatan bersama Seljuk. Kerjasama ini memberi napas baru kepada usaha umat Islam untuk menguasaiKonstantinopel. Usaha pertama dibuat pada zaman Sultan Yildirim Bayazid saat dia mengepung kota itu tahun 796 H/1393 M. Peluang yang ada telah digunakan oleh Sultan Bayazid untuk memaksa Kaisar Bizantium menyerahkan Konstantinopel secara aman kepada umat Islam. Akan tetapi, usahanya menemui kegagalan karena datangnya bantuan dari Eropa dan serbuan bangsa Mongol di bawah pimpinan Timur Lenk.
Selepas Daulah Utsmaniyyah mencapai perkembangan yang lebih maju dan terarah, semangat jihad hidup kembali dengan napas baru. Hasrat dan kesungguhan itu telah mendorong Sultan Murad II (824-863 H/1421-1451 M) untuk meneruskan usaha menaklukkan Konstantinopel. Beberapa usaha berhasil dibuat untuk mengepung kota itu tetapi dalam masa yang sama terjadi pengkhianatan di pihak umat IslamKaisar Bizantium menabur benih fitnah dan mengucar-kacirkan barisan tentara Islam. Usaha Sultan Murad IItidak berhasil sampai pada zaman anak dia, Sultan Muhammad Al-Fatih (Mehmed II), sultan ke-7 Daulah Utsmaniyyah.
Semenjak kecil, Sultan Muhammad Al-Fatih telah mencermati usaha ayahnya menaklukkan Konstantinopel. Bahkan dia mengkaji usaha-usaha yang pernah dibuat sepanjang sejarah Islam ke arah itu, sehingga menimbulkan keinginan yang kuat baginya meneruskan cita-cita umat Islam. Ketika dia naik tahta pada tahun 855 H/1451 M, dia telah mulai berpikir dan menyusun strategi untuk menawan kota tersebut. Kekuatan Sultan Muhammad Al-Fatih terletak pada ketinggian pribadinya. Sejak kecil, dia dididik secara intensif oleh para 'ulama terulung pada zamannya. Di zaman ayahnya, yaitu Sultan Murad II, Asy-Syeikh Muhammad bin Isma'il Al-Kurani telah menjadi murabbi Amir Muhammad (Al-Fatih). Sultan Murad II telah mengirim beberapa orang 'ulama untuk mengajar anaknya sebelum itu, tetapi tidak diterima oleh Amir Muhammad. Lalu, dia mengirim Asy-Syeikh Al-Kurani dan memberikan izin kepadanya untuk memukul Amir Muhammad jika membantah perintah gurunya.
Waktu bertemu Amir Muhammad dan menjelaskan tentang hak yang diberikan oleh Sultan, Amir Muhammad tertawa. Dia lalu dipukul oleh Asy-Syeikh Al-Kurani. Peristiwa ini sangat berkesan pada diri Amir Muhammad, lantas setelah itu dia terus menghapal Al-Qur'an dalam waktu yang singkat. Di samping itu, Asy-Syeikh Syamsuddin merupakan murabbi Sultan Muhammad Al-Fatih yang hakiki. Dia mengajar Amir Muhammad ilmu-ilmu agama seperti Al-Qur'anhaditsfiqih, bahasa (ArabParsi dan Turki), matematikafalak, sejarah, ilmu peperangan dan sebagainya.
Syeikh Syamsyuddin lantas meyakinkan Amir Muhammad bahwa dia adalah orang yang dimaksudkan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam di dalam hadits pembukaanKonstantinopel. Ketika naik tahta, Sultan Muhammad segera menemui Syeikh Syamsyuddin untuk menyiapkan bala tentara untuk penaklukan Konstantinopel. Peperangan itu memakan waktu selama 54 hari. Persiapan pun dilakukan. Sultan berhasil menghimpun sebanyak 250 ribu tentara. Para mujahid lantas diberikan latihan intensif dan selalu diingatkan akan pesan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam terkait pentingnya Konstantinopel bagi kejayaan Islam.
Setelah proses persiapan yang teliti, akhirnya pasukan Sultan Muhammad Al-Fatih tiba di kota Konstantinopel pada hari Kamis 26 Rabiul Awal 857 H atau 6 April 1453 M. Di hadapan tentaranya, Sultan Al-Fatih lebih dahulu berkhutbah mengingatkan tentang kelebihan jihad, kepentingan memuliakan niat dan harapan kemenangan di hadapan AllahSubhana Wa Ta'ala. Dia juga membacakan ayat-ayat Al-Qur'an mengenainya serta hadis Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam tentang pembukaan kota Konstantinopel. Ini semua memberikan semangat yang tinggi pada bala tentara dan lantas mereka menyambutnya dengan zikir, pujian dan doa kepada Allah Subhana Wa Ta'ala.
Sultan Muhammad Al-Fatih pun melancarkan serangan besar-besaran ke benteng Bizantium di sana. Takbir "Allahu AkbarAllahu Akbar!" terus membahana di angkasaKonstantinopel seakan-akan meruntuhkan langit kota itu. Pada 27 Mei 1453, Sultan Muhammad Al-Fatih bersama tentaranya berusaha keras membersihkan diri di hadapan AllahSubhana Wa Ta'ala. Mereka memperbanyak shalat, doa, dan dzikir. Hingga tepat jam 1 pagi hari Selasa 20 Jumadil Awal 857 H atau bertepatan dengan tanggal 29 Mei 1453 M, serangan utama dilancarkan. Para mujahidin diperintahkan supaya meninggikan suara takbir kalimah tauhid sambil menyerang kota. Tentara Utsmaniyyah akhirnya berhasil menembus kota Konstantinopel melalui Pintu Edirne dan mereka mengibarkan bendera Daulah Utsmaniyyah di puncak kota. Kesungguhan dan semangat juang yang tinggi di kalangan tentara Al-Fatih, akhirnya berjaya mengantarkan cita-cita mereka.

Setelah penaklukan Konstantinopel, Mehmed II mengalihkan perhatiannya kepada Anatolia. Mehmed II berusaha untuk membuat suatu kekuatan politik di Anatolia dengan menaklukkan negara Turki bernama Beyliks dan Kekaisaran Trebizond yang berbudaya Yunani. Untuk itu, ia telah beraliansi dengan Kerajaan Krimea. Sebelumnya Anatolia sudah disatukan oleh Bayezid I 50 tahun sebelum apa yang dilakukan oleh Mehmed II. Akan tetapi, pada pertempuran Ankara, Anatolia kembali terpecah belah. Penaklukan Anatolia atas Kesultanan Utsmaniyah membuat kesultanan ini menjadi semakin menekan Eropa.

Kutipan
·         "Konstantinopel akan ditaklukkan oleh Islam. Pemimpinnya adalah sebaik-baik pemimpin dan Pasukannya adalah sebaik-baik pasukan" (Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam)
·         "Abdullah bin Amru bin Al-Ash berkata, "bahwa ketika kami duduk di sekeliling Rasulullah SAW untuk menulis, tiba-tiba dia ditanya tentang kota manakah yang akan futuh(jaya) terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma. Rasulullah SAW menjawab, "Kota Heraklius terlebih dahulu (Konstantinopel)" (Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam)
·         "Aku mendengar baginda Rasulullah SAW mengatakan seorang lelaki soleh akan dikuburkan di bawah tembok tersebut dan aku juga ingin mendengar derapan tapak kaki kuda yang membawa sebaik-baik raja yang mana dia akan memimpin sebaik-baik tentara seperti yang telah diisyaratkan oleh baginda" (Abu Ayyub al-Anshari ra. kepada panglima Bani Umayyah)



Minggu, 05 Februari 2017

cara belajar bahasa arab untuk pemula

assalamuaikum wr.wb

Selamat datang di blogspot saya yang kedua. dalam artikel ini saya akan memberi solusi cara mudah belajar bahasa arab dengan mudah.

selamat membaca

Cara Mudah Belajar Bahasa Arab Untuk Pemula

Belajar bahasa Arab memang sangat penting, terutama bagi Anda yang sedang memperdalam ilmu-ilmu agama Islam, seperti Ilmu Tafsir, Hadits, Fiqih, Qiroat dan lain-lain. Belajar bahasa Arab itu tidak lepas dari belajar Nahwu dan Shorof. Khususnya belajar bahasa Arab untuk pemula, Anda harus menguasai bahasa Arab dasar, percakapan bahasa Arab dan mufrodat terjemahan bahasa Arab dengan baik dan benar.
Sebenarnya sangat mudah untuk belajar bahasa Arab bagi pemula. Sudah banyak sekali media yang menyediakan belajar bahasa Arab secara intensif. Misalnya Anda dapat mengikuti khursus bahasa Arab, belajar melalui visual seperti youtube atau bisa juga menggunakan aplikasi android seperti Ttalk dan lain-lain.
Setidaknya ada beberapa materi yang harus benar-benar dipahami bagi pemula, sebagai pondasi dasar untuk belajar bahasa Arab dengan mudah dan cepat. Selain itu juga ada cara atau trik agar belajar bahasa Arab menjadi lebih menyenangkan.
Berikut ini beberapat trik agar belajar bahasa Arab menjadi lebih mudah dan menyenangkan:
1. Mulai menghafal banyak kosa kata (mufrodat). Agar mudah diingat, terapkan dalam satu hari menghafal minimal 3 kosa kata. Setelah itu, dari 3 kosa kata tersebut buatlah contoh kalimat, masing-masing 3 kalimat. Misalnya kosa kata ‘Buku’ bahasa Arabnya ‘كِتَابٌ’ kemudian buat kalimatnya “Buku itu baru” bahasa Arabnya “الكِتَابُ جَدِيْدٌ”. Terus sampai 3 kalimat. (Buat kalimat dengan bahasa Indonesia dahulu, baru dicari bahasa Arabnya).
2. Banyak menghafal percakapan-percakapan (muhaddatsah). Anda bisa memulainya dengan menghafal percakapan-percakapan sederhana. Seperti: percakapan ketika berkenalan, ketika dalam kendaraan dan lain sebagainya. Banyak buku-buku percakapan bahasa Arab (muhaddatsah) yang tersedia.
3. Pastikan Anda sudah bisa membuka kamus bahasa Arab. Dalam hal ini cara mencari kata (menemukan asal katanya). Sering-seringlah membuka kamus seperti: Al-Munawir dan Munjid.
4. Cobalah untuk menerjemahkan kitab yang berbahasa Arab kedalam bahasa Indonesia, atau bisa juga sebaliknya.
5. Sering-seringlah membuat suatu karangan cerita dengan menggunakan bahasa Arab. Setelah itu mintalah teman atau guru yang sudah ahli untuk mengoreksi.
6. Carilah partner atau teman belajar yang setingkat (dalam bahasa Arabnya) dengan Anda. Hal demikian agar Anda selalu termotivasi dan lebih greget.
7. Bergurulah dengan orang yang memang ahli dalam bahasa Arab. Misalnya guru di sekolah/ kampus atau teman Anda yang memang sudah mahir berbahasa Arab.
8. Terus belajar dan jangan pernah merasa puas
Berikut ini ada beberapa materi yang harus Anda pahami betul sebagai pondasi dasar belajar bahasa Arab. Jika Anda telah menguasai materi-materi di bawah ini dengan sempurna, Insya Allah materi selanjutnya akan mudah di pahami. Selamat Belajar dan Semoga Sukses. Aamiin.


viacho design