Senin, 17 April 2017

MENGULAS MISTERI TEMBOK YA’JUJ DAN MA’JUJ 


SECARA TUNTAS

Mereka berkata; “Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Ya-juj dan Ma-juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka ?”
QS. Al-Anbiya: 96 “Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya-juj dan Ma-juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (Hari berbangkit), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Mereka berkata); “Aduhai celakalah kami, sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang zhalim.”
Ya-juj dan Ma-juj dalam Hadits Dari Zainab Binti Jahsh -isteri Nabi SAW, berkata; “Nabi SAW bangun dari tidurnya dengan wajah memerah, kemudian bersabda; “Tiada Tuhan selain Allah, celakalah bagi Arab dari kejahatan yang telah dekat pada hari kiamat, (yaitu) Telah dibukanya penutup Ya-juj dan Ma-juj seperti ini !” beliau melingkarkan jari tangannya. (Dalam riwayat lain tangannya membentuk isyarat 70 atau 90), Aku bertanya; “Ya Rasulullah SAW, apakah kita akan dihancurkan walaupun ada orang-orang shalih ?” Beliau menjawab; “Ya, Jika banyak kejelekan.” (HR. Ahmad, Al-Bukhari dan Muslim)
Jenis dan Asal Usul Ya-juj dan Ma-juj dalam QS. Al-Kahfi : 94 Ya-juj dan Ma-juj menurut ahli lughah ada yang menyebut isim musytaq (memiliki akar kata dari bhs. Arab) berasal dari AJAJA AN-NAR artinya jilatan api. Atau dari AL-AJJAH (bercampur/sangat panas), al-Ajju (cepat bermusuhan), Al-Ijajah (air yang memancar keras) dengan wazan MAF’UL dan YAF’UL / FA’UL. Menurut Abu Hatim, Ma-juj berasal dari MAJA yaitu kekacauan. Ma-juj berasal dari Mu-juj yaitu Malaja. Namun, menurut pendapat yang shahih, Ya-juj dan Ma-juj bukan isim musytaq tapi merupakan isim ‘Ajam dan Laqab (julukan). Para ulama sepakat, bahwa Ya-juj dan Ma-juj termasuk spesies manusia.
Mereka berbeda dalam menentukan siapa nenek moyangnya. Ada yang menyebutkan dari sulbi Adam AS dan Hawa atau dari Adam AS saja. Ada pula yang menyebut dari sulbi Nabi Nuh AS dari keturunan Syis/At-Turk menurut hadits Ibnu Katsir. Sebagaimana dijelaskan dalam tarikh, Nabi Nuh AS mempunyai tiga anak, Sam, Ham, Syis/At-Turk. Ada lagi yang menyebut keturunan dari Yafuts Bin Nuh. Menurut Al-Maraghi, Ya-juj dan Ma-juj berasal dari satu ayah yaitu Turk, Ya-juj adalah At-Tatar (Tartar) dan Ma-juj adalah Al-Maghul (Mongol), namun keterangan ini tidak kuat. Mereka tinggal di Asia bagian Timur dan menguasai dari Tibet, China sampai Turkistan Barat dan Tamujin. Mereka dikenal sebagai Jengis Khan (berarti Raja Dunia) pada abad ke-7 H di Asia Tengah dan menaklukan Cina Timur. Ditaklukan oleh Quthbuddin Bin Armilan dari Raja Khuwarizmi yang diteruskan oleh anaknya Aqthay. “Batu” anak saudaranya menukar dengan negara Rusia tahun 723 H dan menghancurkan Babilon dan Hongaria. Kemudian digantikan Jaluk dan dijajah Romawi dengan menggantikan anak saudaranya Manju, diganti saudaranya Kilay yang menaklukan Cina.
Saudaranya Hulako menundukan negara Islam dan menjatuhkan Bagdad pada masa daulah Abasia ketika dipimpin Khalifah Al-Mu’tashim Billah pertengahan abad ke-7 H / 656 H. Ya-juj dan Ma-juj adalah kaum yang banyak keturunannya.Menurut mitos, mereka tidak mati sebelum melihat seribu anak lelakinya membawa senjata. Mereka taat pada peraturan masyarakat, adab dan pemimpinnya. Ada yang menyebut mereka berperawakan sangat tinggi sampai beberapa meter dan ada yang sangat pendek sampai beberapa centimeter. Konon, telinga mereka panjang, tapi ini tidak berdasar. Pada QS. Al-Kahfi:94, Ya-juj dan Ma-juj adalah kaum yang kasar dan biadab.
Jika mereka melewati perkampungan, membabad semua yang menghalangi dan merusak atau bila perlu membunuh penduduk. Karenya, ketika Dzulkarnain datang, mereka minta dibuatkan benteng agar mereka tidak dapat menembus dan mengusik ketenangan penduduk. Siapakah Dzulkarnain ? Menurut versi Barat, Dzulkarnain adalah Iskandar Bin Philips Al-Maqduny Al-Yunany (orang Mecedonia, Yunani). Ia berkuasa selama 330 tahun. Membangun Iskandariah dan murid Aristoteles. Memerangi Persia dan menikahi puterinya. Mengadakan ekspansi ke India dan menaklukan Mesir.
Menurut Asy-Syaukany, pendapat di atas sulit diterima, karena hal ini mengisyaratkan ia seorang kafir dan filosof. Sedangkan al-Quran menyebutkan; “Kami (Allah) mengokohkannya di bumi dan Kami memberikan kepadanya sebab segala sesuatu.” Menurut sejarawan muslim Dzulkarnain adalah julukan Abu Karb Al-Himyari atau Abu Bakar Bin Ifraiqisy dari daulah Al-Jumairiyah (115 SM – 552 M.).
Kerajaannya disebut At-Tababi’ah. Dijuluki Dzulkarnain (Pemilik dua tanduk), karena kekuasaannya yang sangat luas, mulai ujung tanduk matahari di Barat sampai Timur. Menurut Ibnu Abbas, ia adalah seorang raja yang shalih.
Ia seorang pengembara dan ketika sampai di antara dua gunung antara Armenia dan Azzarbaijan. Atas permintaan penduduk, Dzulkarnain membangun benteng. Para arkeolog menemukan benteng tersebut pada awal abad ke-15 M, di belakang Jeihun dalam ekspedisi Balkh dan disebut sebagai “Babul Hadid” (Pintu Besi) di dekat Tarmidz. Timurleng pernah melewatinya, juga Syah Rukh dan ilmuwan German Slade Verger. Arkeolog Spanyol Klapigeo pada tahun 1403 H. Pernah diutus oleh Raja Qisythalah di Andalus ke sana dan bertamu pada Timurleng. “Babul Hadid” adalah jalan penghubung antara Samarqindi dan India.
BENARKAH TEMBOK CINA ADALAH TEMBOK Zulkarnain ?
Banyak orang menyangka itulah tembok yang dibuat oleh Zulkarnain dalam surat Al Kahfi. Dan yang disebut Ya’juj dan Ma’juj adalah bangsa Mongol dari Utara yang merusak dan menghancurkan negeri-negeri yang mereka taklukkan. Mari kita cermati kelanjutan surat Al Kahfi ayat 95-98 tentang itu.
Zulkarnain memenuhi permintaan penduduk setempat untuk membuatkan tembok pembatas. Dia meminta bijih besi dicurahkan ke lembah antara dua bukit. Lalu minta api dinyalakan sampai besi mencair. Maka jadilah tembok logam yang licin tidak bisa dipanjat.
Ada tiga hal yang berbeda antara Tembok Cina dan Tembok Zulkarnain. Pertama, tembok Cina terbuat dari batu-batu besar yang disusun, bukan dari besi. Kedua, tembok itu dibangun bertahap selama ratusan tahun oleh raja-raja Dinasti Han, Ming, dst. Sambung-menyambung. Ketiga, dalam Al Kahfi ayat 86, ketika bertemu dengan suatu kaum di Barat, Allah berfirman,
“Wahai Zulkarnain, terserah padamu apakah akan engkau siksa kaum itu atau engkau berikan kebaikan pada mereka.” Artinya, Zulkarnain mendapat wahyu langsung dari Tuhan, sedangkan raja-raja Cina itu tidak. Maka jelaslah bahwa tembok Cina bukan yang dimaksud dalam surat Al Kahfi. Jadi di manakan tembok Zulkarnain?
BEBERAPA PENELITIAN TEMBOK YA’JUJ
Abdullah Yusuf Ali dalam tafsir The Holy Qur’an menulis bahwa di distrik Hissar, Uzbekistan, 240 km di sebelah tenggara Bukhara, ada celah sempit di antara gunung-gunung batu. Letaknya di jalur utama antara Turkestan ke India dengan ordinat 38oN dan 67oE. Tempat itu kini bernama buzghol-khana dalam bahasa Turki, tetapi dulu nama Arabnya adalah bab al hadid. Orang Persia menyebutnya dar-i-ahani. Orang Cina menamakannya tie-men-kuan. Semuanya bermakna pintu gerbang besi.
Hiouen Tsiang, seorang pengembara Cina pernah melewati pintu berlapis besi itu dalam perjalanannya ke India di abad ke-7. Tidak jauh dari sana ada danau yang dinamakan Iskandar Kul. Di tahun 842 Khalifah Bani Abbasiyah, al-Watsiq, mengutus sebuah tim ekspedisi ke gerbang besi tadi. Mereka masih mendapati gerbang di antara gunung selebar 137 m dengan kolom besar di kiri kanan terbuat dari balok-balok besi yang dicor dengan cairan tembaga, tempat bergantung daun pintu raksasa. Persis seperti bunyi surat Al Kahfi. Pada Perang Dunia II, konon Winston Churchill, pemimpin Inggris, mengenali gerbang besi itu.
Letak Perkiraan Tembok Besi Berada
Apa pun tentang keberadaan dinding penutup tersebut, ia memang terbukti ada sampai sekarang di Azerbaijan dan Armenia. Tepatnya ada di perunungan yang sangat tinggi dan sangat keras. Ia berdiri tegak seolah-olah diapit oleh dua buah tembok yang sangat tinggi. Tempat itu tercantum pada peta-peta Islam mahupun Rusia, terletak di republik Georgia.
Al-Syarif al-Idrisi menegaskan hal itu melalui riwayat penelitian yang dilakukan Sallam, staf peneliti pada masa Khalifah al-Watsiq Billah (Abbasiah). Konon, Al-Watsiq pernah bermimpi tembok penghalang yang dibangun Iskandar Dzul Qarnain untuk memenjarakan Ya’juj-Ma’juj terbuka.
Mimpi itu mendorong Khalifah untuk mengetahui perihal tembok itu saat itu, juga lokasi pastinya. Al-Watsiq menginstruksikan kepada Sallam untuk mencari tahu tentang tembok itu. Saat itu sallam ditemani 50 orang. Penelitian tersebut memakan biaya besar. Tersebut dalam Nuzhat al-Musytaq, buku geografi, karya al-Idrisi, Al-Watsiq mengeluarkan biaya 5000 dinar untuk penelitian ini.
Rombongan Sallam berangkat ke Armenia. Di situ ia menemui Ishaq bin Ismail, penguasa Armenia. Dari Armenia ia berangkat lagi ke arah utara ke daerah-daerah Rusia. Ia membawa surat dari Ishaq ke penguasa Sarir, lalu ke Raja Lan, lalu ke penguasa Faylan (nama-nama daerah ini tidak dikenal sekarang). Penguasa Faylan mengutus lima penunjuk jalan untuk membantu Sallam sampai ke pegunungan Ya’juj-Ma’juj.
27 hari Sallam mengarungi puing-puing daerah Basjarat. Ia kemudian tiba di sebuah daerah luas bertanah hitam berbau tidak enak. Selama 10 hari, Sallam melewati daerah yang menyesakkan itu. Ia kemudian tiba di wilayah berantakan, tak berpenghuni. Penunjuk jalan mengatakan kepada Sallam bahwa daerah itu adalah daerah yang dihancurkan oleh Ya’juj-Ma’juj tempo dulu. Selama 6 hari, berjalan menuju daerah benteng. Daerah itu berpenghuni dan berada di balik gunung tempat Ya’juj-Ma’juj berada.
Sallam kemudian pergi menuju pegunungan Ya’juj-Ma’juj. Di situ ia melihat pegunungan yang terpisah lembah. Luas lembah sekitar 150 meter. Lembah ini ditutup tembok berpintu besi sekitar 50 meter.
Dalam Nuzhat al-Musytaq, gambaran Sallam tentang tembok dan pintu besi itu disebutkan dengan sangat detail (Anda yang ingin tahu bentuk detailnya, silakan baca: Muzhat al-Musytaq fi Ikhtiraq al-Afaq, karya al-Syarif al-Idrisi, hal. 934 -938).
Al-Idrisi juga menceritakan bahwa menurut cerita Sallam penduduk di sekitar pegunungan biasanya memukul kunci pintu besi 3 kali dalam sehari. Setelah itu mereka menempelkan telinganya ke pintu untuk mendengarkan reaksi dari dalam pintu. Ternyata, mereka mendengar gema teriakan dari dalam. Hal itu menunjukkan bahwa di dalam pintu betul-betul ada makhluk jenis manusia yang konon Ya’juj-Ma’juj itu.
Ya’juj-Ma’juj sendiri, menurut penuturan al-Syarif al-Idrisi dalam Nuzhat al-Musytaq, adalah dua suku keturunan Sam bin Nuh. Mereka sering mengganggu, menyerbu, membunuh, suku-suku lain. Mereka pembuat onar, dan sering menghancurkan suatu daerah. Masyarakat mengadukan kelakuan suku Ya’juj dan Ma’juj kepada Iskandar Dzul Qarnain, Raja Macedonia. Iskandar kemudian menggiring (mengusir) mereka ke sebuah pegunungan, lalu menutupnya dengan tembok dan pintu besi.
Menjelang Kiamat nanti, pintu itu akan jebol. Mereka keluar dan membuat onar dunia, sampai turunnya Nabi Isa al-Masih.
Dalam Nuzhat al-Musytaq, al-Syarif al-Idrisi juga menuturkan bahwa Sallam pernah bertanya kepada penduduk sekitar pegunungan, apakah ada yang pernah melihat Ya’juj-Ma’juj. Mereka mengaku pernah melihat gerombolan orang di atas tembok penutup. Lalu angin badai bertiup melemparkan mereka. Penduduk di situ melihat tubuh mereka sangat kecil. Setelah itu, Sallam pulang melalui Taraz (Kazakhtan), kemudian Samarkand (Uzbekistan), lalu kota Ray (Iran), dan kembali ke istana al-Watsiq di Surra Man Ra’a, Iraq. Ia kemudian menceritakan dengan detail hasil penelitiannya kepada Khalifah.
Kalau menurut penuturan Ibnu Bathuthah dalam kitab Rahlat Ibn Bathuthah pegunungan Ya’juj-Ma’juj berada sekitar perjalanan 6 hari dari Cina. Penuturan ini tidak bertentangan dengan al-Syarif al-Idrisi. Soalnya di sebelah Barat Laut Cina adalah daerah-daerah Rusia.

Selasa, 14 Februari 2017

5.memahami na'at dan man'ut dalam bahasa arab

5. MEMAHAMI NA’AT DAN MAN’UT DALAM BAHASA ARAB

Na’at artinya kata sifat, sedangkan man’ut artinya yang disifati. Perhatikan tabel di bawah ini!
naat-manut
Sambil belajar, yang masih kosong silahkan diartikan sendiri yaa 🙂
Keterangan:
Pada contoh-contoh itu kita jumpai lafadz-lafadz كَرِيۡمٌ – مُجۡتَهِدٌ – جَمِيۡلَةٌ – فَائِزَةٌ. Lafadz-lafadz tersebut dalam bahasa Indonesia disebut kata sifat (yang….) dalam bahasa arab dinamakan اَلنَّعۡتُ (sifat). Sedangkan lafadz-lafadz yang jatuh sebelum نعت itu, yaitu رَجُلٌ – تِلۡمِيۡذٌ – وَرۡدَةٌ – بِنۡتٌ adalah lafadz-lafadz/ isim-isim yang disifati atau dinamakan اَلۡمَنۡعُوۡتُ jadi: اَلنَّعۡتُ : sifat & اَلۡمَنۡعُوۡتُ : yang disifati.
Ada beberapa kaidah na’at dan man’ut dalam bahasa Arab, yaitu sebagai berikut:
  • Kalau huruf terakhir منعوت dibaca un/u (……/……) maka huruf terakhir نعت juga dibaca un/u (……/……)
  • Kalau huruf terakhir منعوت dibaca an/a (……/……) maka huruf terakhir نعت juga dibaca an/a (……/……)
  • Kalau huruf terakhir منعوت dibaca in/i (……/……) maka huruf terakhir نعت juga dibaca in/i (……/……)
  • Bacaan un/u dinamakan rafa’, an/a dinamakan nashab, in/i dinamakan jar
*Jadi, نعت mengikuti منعوت mengenai رفع – نصب – جرّ nya.
  • Kalau منعوت adalah اسم مذكر maka نعت juga اسم مذكر
  • Kalau منعوت adalah اسم مؤنث maka نعت juga اسم مؤنث
*Jadi, نعت mengikuti منعوت mengenai مذكر dan مؤنث nya.
Tambahan:
جَلَسَ رَجُلٌ كَرِيۡمٌ : Telah duduk seorang laki-laki yang budiman/ mulia.
الرَّجُلُ كَرِيۡمٌ : Orang laki-laki itu budiman/ mulia.
كَرِيۡمٌ pada جملة yang pertama sebagai نعت sedangkan كَرِيۡمٌ pada جملة yang kedua sebagai خبر


terima kasih anda telah membaca artikel saya

4.belajar memahami maf'ul bih dalam bahasa arab

4. BELAJAR MEMAHAMI MAF’UL BIH DALAM BAHASA ARAB

Pengertian maf’ul bih
اَلۡمَفۡعُوۡلُ بِهِ اِسۡمٌ مَنۡصُوۡبٌ وَقَعَ عَلَيۡهِ فِعۡلُ الۡفَاعِلِ
Maf’ul bih ialah isim yang dibaca nashab yang menderita perbuatan faa’il. Mari lihat tabel di bawah ini!
maful bih dalam bahasa arab
artinya cari sendiri yaa 🙂
Keterangan:
Lafadz-lafadz مُحَمَّدٌ – فَاطِمَةُ – الۡقِطُّ – عَلِىٌّ – الخَادِمُ – الۡفَأۡرُ – اِبۡرَاهِيۡمُ – التَّاجِرُ pada contoh-contoh diatas adalah faa’il فاعل. Sedangkan lafadz-lafadz رِسَالَةً – مَلۡبَسًا – الۡمَاءَ – الدَّرۡسَ – الۡاَثَاثَ – اللَّحۡمَ – الۡحَبۡلَ – السَّيَّارَةَ pada contoh-contoh diatas sesudah faa’il فاعل. Dan lafadz-lafadz inilah yang dikenai pekerjaan, atau dengan perkataan lain, yang menderita pekerjaan, dan dinamakan penderita. Penderita dalam bahasa arab disebut المفعول به dan dibaca a (..َ.) yaitu: نَصَبۡ

.

3.belajar memahami jumlah mufidah (kalimat yang sempurna

3. BELAJAR MEMAHAMI JUMLAH MUFIDAH (KALIMAT YANG SEMPURNA)

Susunan kata yang mempunyai/ memberi pengertian yang sempurna dinamakan اَلۡجُمۡلَةُ الۡمُفِيۡدَةُ juga dinamakan كَلَامٌ
جُمۡلَةٌ ada 2 macam: جُمْلَةٌ اِسْمِيَّةٌ dan جُمْلَةٌ فِعْلِيَّةٌ
  • جملة اسمية ialah جملة yang terdiri dari اَلْمُبۡتَدَاءُ dan اَلْخَبَرُ
  • جملة فعلية ialah جملة yang terdiri dari فِعْلٌ dan فَاعِلٌ
فَاعِلٌ ialah lafadz yang didahului فِعْلٌ (fi’il) dan menunjukkan yang mengerjakan perbuatan (pelaku).
Keterangan:
Jumlah mufidah dapat diketahui melalui,
  • Jumlah Ismiyah (Mubtada’ + Khabar) mubtada’ ialah permulaan yaitu pokok kata yg jatuh pada permulaan jumlah, khabar ialah predikat yaitu lafadz-lafadz yg jatuh sesudah mubtada. Khabar dapat berupa isim atau fiil.
  • Jumlah Fi’liyah (Fi’il + Faa’il) faa’il jatuh sesudah fi’il.
Perhatikan!
يَضْحَكُ الْأَوْلَادُ (Jumlah Fi’liyyah)
اَلْأَوْلَادُ يَضْحَكُوْنَ (Jumlah Ismiyyah)

2. bejar memahami pembagian isim dalam bahasa arab

2. BELAJAR MEMAHAMI PEMBAGIAN ISIM DALAM BAHASA ARAB

Isim berdasarkan jenisnya terbagi menjadi dua yaitu isim mudzakkar dan isim muannats.
اَلْمُذَكَّرُ = menunjukkan jenis laki-laki dan tidak mempunyai tanda ta’nis (jenis perempuan)
اَلْمُؤَنَّثُ = menunjukkan jenis perempuan dan terdapat tanda ta’nis
Tanda ta’nis (jenis perempuan) yaitu ta marbutoh تَاءٌ مَرۡبُوۡطَةٌ: ة/…ىة
Sedangkan isim berdasarkan jumlah atau bilangannya terbagi menjadi tiga yaitu mufrod, mutsanna dan jamak. Perhatikan tabel berikut ini!
pembagian-isim
Keterangan:
  • Isim mufrad adalah isim yang menunjukkan satu/ sebuah/ seorang (single noun)
  • Isim mutsanna adalah isim yang menunjukkan “dua” (double noun)
  • Isim jamak adalah isim yang menunjukkan banyak/ lebih dari dua (plural noun)
Isim jamak terbagi lagi menjadi tiga bagian yaitu, jamak mudzakkar salim, jamak muannats salimdan jamak taksir. Lihatlah tabel dibawah ini!
pembagian-isim-jamak
Keterangan:
  • Jamak mudzakkar salim adalah menunjukkan banyak dalam jenis laki-laki
  • Jamak mu-annats salim adalah menunjukkan banyak dalam jenis perempuan
  • Jamak taksir adalah isim jamak yang bentuknya berubah dari bentuk mufradnya (*harus dihafal)
Cara membentuknya:
  • Isim mustanna = ketika posisi rafa’ menambahkan alif dan nun – sedangkan ketika posisi nashab dan jar menambahkan ya’ dan nun yang huruf sebelum difathah. Contoh: ketika rafa’ قَلَمَانِ  – ketika nashab dan jar قَلَمَيْنِ
  • Jamak mudzakkar salim = ketika posisi rafa’ menambahkan wawu dan nun – sedangkan ketika posisi nashab dan jar menambahkan ya’ dan nun. Contoh: ketika rafa’ مُعَلِّمُوْنَ – ketika nashab dan jar مُعَلِّمِيْنَ
  • Jamak muannaats salim = menambahkan alif dan ta’ pada bentuk mufradnya. Contoh: ketika rafa’ مُسْلِمَاتُ – ketika nashab dan jar مُسْلِمَاتِ
  • Jamak taksir = harus dihafal (lihat tabel dibawah ini!)
jamak-taksir
***Anda seorang penulis? atau ingin memiliki artikel yang berkualitas? Daftarkan diri Anda menjadi penulis, karena kami menyediakan lowongan bagi Anda. Dan bagi Anda yang menginginkan artikel SEO berkualitas, silahkan daftar dan pesan artikel sekarang juga di jasa penulis artikel***

Senin, 13 Februari 2017

1.bejar memahami kalimah dalam bahasa arab

1. BELAJAR MEMAHAMI KALIMAH DALAM BAHASA ARAB

Apa itu Al Kalimat/ Al Kalimah dalam Bahasa Arab?
Kalimat/ Kalimah secara bahasa dapat diartikan ‘Kata’.
Secara istilah kalimah adalah kata yang berdiri sendiri (mufrad) atau kata yang belum tersusun dengan kata-kata lain untuk membentuk sebuah kalimat.
الۡكَلِمَةُ ثَلَاثَةُ أَنۡوَاعٍ: إِسۡمٌ – وَفِعۡلٌ – وَحَرۡفٌ
Kalimah terbagi menjadi tiga bagian: Isim, Fi’il dan Harf
فَالۡإِسۡمُ: كُلُّ لَفۡظٍ يُسَمَّى بِهِ إِنۡسَانُ أَوۡ حَيَوَانٌ أَوۡ مَكَانٌ أَوۡ أَيُّ شَيۡءٍ آخَرُ
Isim (nama) itu adalah setiap kata dari jenis manusia (nama manusia), hewan, tempat atau sesuatu yang lain.
وَالۡفِعۡلُ: كُلُّ لَفۡظٍ يَدُلُّ عَلَى حُصُوۡلِ عَمَلٍ فِي زَمَنٍ خَاصٍّ
Fi’il (kata kerja) itu adalah setiap kata yang menunjukkan suatu kejadian yang terjadi pada waktu tertentu (sekarang, lampau, akan datang)
وَالۡحَرۡفُ: كُلُّ لَفۡظٍ لَايَظۡهَرُ مَعۡنَاهُ كَامِلًا إِلَّا مَعَ غَيۡرِهِ
Harf (huruf) itu adalah setiap kata yang tidak diketahui maknanya secara sempurna tanpa disertai kata lain (maksudnya tidak bermakna kalau berdiri sendiri dan huruf yang dimaksud bukan huruf hijaiyyah)
Perhatikan Tabel Dibawah Ini!
Kalimah dalam Bahasa Arab
Keterangan:
  1. Kata-kata: اِبْرَاهِيْمُ – عَلِىُّ – مُحَمَّدٌ adalah nama-nama orang. Kata-kata: رِسَالَةً – اَلْمَدِيْنَةُ – اَلْبَيْتُ – الْمَاءَ – اَلْغُرْفَةُ adalah nama-nama benda/ barang. Kata-kata tersebut dalam bahasa Arab dinamakan: اِسْمٌ / Kata-kata: طَوِيْلَةٌ – عَامِرَةٌ – كَبِيْرٌ – جَمِيْلٌ – وَاسِعَةٌ walaupun itu semua kata sifat (menurut bahasa indonesia) tetapi dalam bahasa Arab juga dinamakan isim.
  2. Kata-kata: كَتَبَ – ذَهَبَ – يَخْرُجُ – يَشْرَبُ – اُدْخُلْ jelas sekali menunjukkan pekerjaan, maka oleh karena itu kata-kata tersebut dinamakan فِعْلٌ (fi’il).
  3. Kata-kata: اِلَى – مِن – يَا – فِى  sesungguhnya belum mempunyai arti yang jelas, kecuali kalau sudah bersambung dengan kata-kata lain, baru kata-kata tadi jelas artinya, kata-kata yang demikian itu dalam bahasa Arab dinamakan حَرْفٌ (Harf).
  4. Kata-kata: اِسْمٌ – فِعْلٌ – حَرْفٌ dinamakan كَلِمَةٌ (kata dalam bhs Arab). Sooo, كَلِمَةٌ itu terbagi 3 bagian: اِسْمٌ – فِعْلٌ – حَرْفٌ
Supaya lebih mudah dipahami, lihat tabel dibawah ini!
pembagian-kalimah


  • Apasih yang dimaksud dengan multimedia ?

  • Multimedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar, animasiaudio dan video dengan alat bantu (tool) dan koneksi (link) sehingga pengguna dapat melakukan navigasi, berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi.

Selasa, 07 Februari 2017

Sejarah Mahmed II

Mehmed II

Sultan Mehmed II atau juga dikenal sebagai Muhammad Al-Fatih (bahasa Turki Ottoman: محمد ثانى Memed-i sānī, bahasa Turki: II. Mehmet, juga dikenal sebagai el-Fatih (الفاتح), "sang Penakluk", dalam bahasa Turki Usmani, atau, Fatih Sultan Mehmetdalam bahasa Turki; 30 Maret 1432  3 Mei 1481) merupakan seorang sultan Turki Utsmani yang menaklukkan Kekaisaran Romawi Timur. Mempunyai kepakaran dalam bidang ketentaraan, sains, matematika dan menguasai 6 bahasa saat berumur 21 tahun. Dari sudut pandang Islam, ia dikenal sebagai seorang pemimpin yang hebat, pilih tanding, dan tawadhu' setelah Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (pahlawan Islam dalam perang Salib) dan Sultan Saifuddin Mahmud Al-Qutuz (pahlawan Islam dalam peperangan di 'Ain Al-Jalut melawan tentara Mongol).

Kejayaannya dalam menaklukkan Konstantinopel menyebabkan banyak kawan dan lawan kagum dengan kepemimpinannya serta taktik dan strategi peperangannya yang dikatakan mendahului pada zamannya dan juga kaidah pemilihan tentaranya. Ia merupakan anak didik Syekh Syamsuddin yang masih merupakan keturunan Abu Bakar As-Siddiq.

Ia jugalah yang mengganti nama Konstantinopel menjadi Islambol (Islam keseluruhannya). Kini nama tersebut telah diganti olehMustafa Kemal Ataturk menjadi Istanbul. Untuk memperingati jasanya, Masjid Al Fatih telah dibangun di sebelah makamnya.

Masa awal kekuasaan Mehmed II lahir pada 30 Maret 1432 di Edirne, yang saat itu merupakan Ibu Kota Utsmaniyah. Ia merupakan anak dari Sultan Murad II (1404-51) dan Valide Sultan huma Hatun. Sultan Murad II memberikan fasilitas pendidikan yang sangat tinggi. Banyak guru yang mendidiknya, namun yang paling dekat dengannya adalah Syaikh Aaq Syamsuddin.
       Sesuai kebiasaan dalam Kekhalifahan Utsmaniyah kala itu, Mehmed II dikirim untuk memimpin dan mencari pengalaman di sebuah kota bernama Amasya saat ia berusia sebelas tahun. Tidak lama kemudian, tepatnya saat Mehmed II berusia 12 tahun, ayahnya mengundurkan diri dari posisi Sultan, dan mengangkat Mehmed II sebagai penggantinya. Pemikiran Sultan Murad II sangat terpengaruh oleh pemikiran ulama-ulama Islam kala itu, khususnya oleh pemikiran penasihat terdekatnya, Molla Gurani, serta Ak Semseddin, yang di kemudian hari mendorongnya untuk menaklukkan kota Konstantinopel.
Pada tahun pertama ia berkuasa, Mehmed II langsung diserang kekaisaran Hungaria yang melanggar perjanjian gencatan senjata. Dengan segera Mehmed II meminta ayahnya untuk kembali menjadi Sultan dan memimpin pasukan. Namun ayahnya menolak karena telah memutuskan untuk menjalani hidup tenang di Barat Daya Anatolia. Mehmed II yang marah kemudian mengirimkan surat kepada ayahnya: "Bila ayah adalah Sultannya, datanglah dan pimpinlah pasukan ayah. Bila aku adalah Sultannya, aku memerintahkan ayah untuk datang dan memimpin pasukanku." Murad II tergugah, datang membantu, dan memenangkan Pertempuran Varna yang dimulai pada tanggal 10 November, tahun 1444.

Istanbul atau yang dulu dikenal sebagai Konstantinopel, adalah salah satu kota termasyhur dunia. Kota ini tercatat dalam tinta emas sejarah Islam khususnya pada masaKesultanan Utsmaniyah, ketika meluaskan wilayah sekaligus melebarkan pengaruh Islam di banyak negara. Kota ini didirikan tahun 330 M oleh Raja Bizantium yakni Constantine I. Kedudukannya yang strategis, membuatnya punya tempat istimewa ketika umat Islam memulai pertumbuhan pada masa Kekaisaran Bizantium. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam juga telah beberapa kali memberikan kabar gembira tentang penguasaan kota ini ke tangan umat Islam seperti dinyatakan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallampada perang Khandaq.
Para khalifah dan pemimpin Islam pun selalu berusaha menaklukkan Konstantinopel. Usaha pertama dilancarkan tahun 44 H pada zaman Mu'awiyah bin Abi Sufyan Radhiallahu 'Anhu. Akan tetapi, usaha itu gagal. Upaya yang sama juga dilakukan pada zaman Khilafah Umayyah. Di zaman pemerintahan Abbasiyyah, beberapa usaha diteruskan tetapi masih menemui kegagalan termasuk pada zaman Khalifah Harun al-Rasyid tahun 190 H. Setelah kejatuhan Baghdad tahun 656 H, usaha menawan Konstantinopel diteruskan oleh kerajaan-kerajaan kecil di Asia Timur (Anatolia) terutama Kerajaan Seljuk. Pemimpinnya, Alp Arselan (455-465 H/1063-1072 M) berhasil mengalahkan Kaisar Roma, Dimonos (Romanus IV/Armanus), tahun 463 H/1070 M. Akibatnya sebagian besar wilayah Kekaisaran Roma takluk di bawah pengaruh Islam Seljuk.
Awal kurun ke-8 Hijriyah, Daulah Utsmaniyah mengadakan kesepakatan bersama Seljuk. Kerjasama ini memberi napas baru kepada usaha umat Islam untuk menguasaiKonstantinopel. Usaha pertama dibuat pada zaman Sultan Yildirim Bayazid saat dia mengepung kota itu tahun 796 H/1393 M. Peluang yang ada telah digunakan oleh Sultan Bayazid untuk memaksa Kaisar Bizantium menyerahkan Konstantinopel secara aman kepada umat Islam. Akan tetapi, usahanya menemui kegagalan karena datangnya bantuan dari Eropa dan serbuan bangsa Mongol di bawah pimpinan Timur Lenk.
Selepas Daulah Utsmaniyyah mencapai perkembangan yang lebih maju dan terarah, semangat jihad hidup kembali dengan napas baru. Hasrat dan kesungguhan itu telah mendorong Sultan Murad II (824-863 H/1421-1451 M) untuk meneruskan usaha menaklukkan Konstantinopel. Beberapa usaha berhasil dibuat untuk mengepung kota itu tetapi dalam masa yang sama terjadi pengkhianatan di pihak umat IslamKaisar Bizantium menabur benih fitnah dan mengucar-kacirkan barisan tentara Islam. Usaha Sultan Murad IItidak berhasil sampai pada zaman anak dia, Sultan Muhammad Al-Fatih (Mehmed II), sultan ke-7 Daulah Utsmaniyyah.
Semenjak kecil, Sultan Muhammad Al-Fatih telah mencermati usaha ayahnya menaklukkan Konstantinopel. Bahkan dia mengkaji usaha-usaha yang pernah dibuat sepanjang sejarah Islam ke arah itu, sehingga menimbulkan keinginan yang kuat baginya meneruskan cita-cita umat Islam. Ketika dia naik tahta pada tahun 855 H/1451 M, dia telah mulai berpikir dan menyusun strategi untuk menawan kota tersebut. Kekuatan Sultan Muhammad Al-Fatih terletak pada ketinggian pribadinya. Sejak kecil, dia dididik secara intensif oleh para 'ulama terulung pada zamannya. Di zaman ayahnya, yaitu Sultan Murad II, Asy-Syeikh Muhammad bin Isma'il Al-Kurani telah menjadi murabbi Amir Muhammad (Al-Fatih). Sultan Murad II telah mengirim beberapa orang 'ulama untuk mengajar anaknya sebelum itu, tetapi tidak diterima oleh Amir Muhammad. Lalu, dia mengirim Asy-Syeikh Al-Kurani dan memberikan izin kepadanya untuk memukul Amir Muhammad jika membantah perintah gurunya.
Waktu bertemu Amir Muhammad dan menjelaskan tentang hak yang diberikan oleh Sultan, Amir Muhammad tertawa. Dia lalu dipukul oleh Asy-Syeikh Al-Kurani. Peristiwa ini sangat berkesan pada diri Amir Muhammad, lantas setelah itu dia terus menghapal Al-Qur'an dalam waktu yang singkat. Di samping itu, Asy-Syeikh Syamsuddin merupakan murabbi Sultan Muhammad Al-Fatih yang hakiki. Dia mengajar Amir Muhammad ilmu-ilmu agama seperti Al-Qur'anhaditsfiqih, bahasa (ArabParsi dan Turki), matematikafalak, sejarah, ilmu peperangan dan sebagainya.
Syeikh Syamsyuddin lantas meyakinkan Amir Muhammad bahwa dia adalah orang yang dimaksudkan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam di dalam hadits pembukaanKonstantinopel. Ketika naik tahta, Sultan Muhammad segera menemui Syeikh Syamsyuddin untuk menyiapkan bala tentara untuk penaklukan Konstantinopel. Peperangan itu memakan waktu selama 54 hari. Persiapan pun dilakukan. Sultan berhasil menghimpun sebanyak 250 ribu tentara. Para mujahid lantas diberikan latihan intensif dan selalu diingatkan akan pesan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam terkait pentingnya Konstantinopel bagi kejayaan Islam.
Setelah proses persiapan yang teliti, akhirnya pasukan Sultan Muhammad Al-Fatih tiba di kota Konstantinopel pada hari Kamis 26 Rabiul Awal 857 H atau 6 April 1453 M. Di hadapan tentaranya, Sultan Al-Fatih lebih dahulu berkhutbah mengingatkan tentang kelebihan jihad, kepentingan memuliakan niat dan harapan kemenangan di hadapan AllahSubhana Wa Ta'ala. Dia juga membacakan ayat-ayat Al-Qur'an mengenainya serta hadis Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam tentang pembukaan kota Konstantinopel. Ini semua memberikan semangat yang tinggi pada bala tentara dan lantas mereka menyambutnya dengan zikir, pujian dan doa kepada Allah Subhana Wa Ta'ala.
Sultan Muhammad Al-Fatih pun melancarkan serangan besar-besaran ke benteng Bizantium di sana. Takbir "Allahu AkbarAllahu Akbar!" terus membahana di angkasaKonstantinopel seakan-akan meruntuhkan langit kota itu. Pada 27 Mei 1453, Sultan Muhammad Al-Fatih bersama tentaranya berusaha keras membersihkan diri di hadapan AllahSubhana Wa Ta'ala. Mereka memperbanyak shalat, doa, dan dzikir. Hingga tepat jam 1 pagi hari Selasa 20 Jumadil Awal 857 H atau bertepatan dengan tanggal 29 Mei 1453 M, serangan utama dilancarkan. Para mujahidin diperintahkan supaya meninggikan suara takbir kalimah tauhid sambil menyerang kota. Tentara Utsmaniyyah akhirnya berhasil menembus kota Konstantinopel melalui Pintu Edirne dan mereka mengibarkan bendera Daulah Utsmaniyyah di puncak kota. Kesungguhan dan semangat juang yang tinggi di kalangan tentara Al-Fatih, akhirnya berjaya mengantarkan cita-cita mereka.

Setelah penaklukan Konstantinopel, Mehmed II mengalihkan perhatiannya kepada Anatolia. Mehmed II berusaha untuk membuat suatu kekuatan politik di Anatolia dengan menaklukkan negara Turki bernama Beyliks dan Kekaisaran Trebizond yang berbudaya Yunani. Untuk itu, ia telah beraliansi dengan Kerajaan Krimea. Sebelumnya Anatolia sudah disatukan oleh Bayezid I 50 tahun sebelum apa yang dilakukan oleh Mehmed II. Akan tetapi, pada pertempuran Ankara, Anatolia kembali terpecah belah. Penaklukan Anatolia atas Kesultanan Utsmaniyah membuat kesultanan ini menjadi semakin menekan Eropa.

Kutipan
·         "Konstantinopel akan ditaklukkan oleh Islam. Pemimpinnya adalah sebaik-baik pemimpin dan Pasukannya adalah sebaik-baik pasukan" (Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam)
·         "Abdullah bin Amru bin Al-Ash berkata, "bahwa ketika kami duduk di sekeliling Rasulullah SAW untuk menulis, tiba-tiba dia ditanya tentang kota manakah yang akan futuh(jaya) terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma. Rasulullah SAW menjawab, "Kota Heraklius terlebih dahulu (Konstantinopel)" (Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam)
·         "Aku mendengar baginda Rasulullah SAW mengatakan seorang lelaki soleh akan dikuburkan di bawah tembok tersebut dan aku juga ingin mendengar derapan tapak kaki kuda yang membawa sebaik-baik raja yang mana dia akan memimpin sebaik-baik tentara seperti yang telah diisyaratkan oleh baginda" (Abu Ayyub al-Anshari ra. kepada panglima Bani Umayyah)